Minggu, 15 November 2015

PERKEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA



 

A.    Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dimensi. Demikian halnya dengan teknologi komnukasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi (menurut Rogers,1986). Keadaan yang demikian, dimana sebuah teknologi yang mampu merubah sesuatu yang belum tentu dapat dilakukan menjadi sebuah kenyataan. Misalnya, kalau dahulu orang tidak dapat berbicara dengan orang lain yang berada di suatu tempat yang berjarak jauh, maka setelah adanya telepon orang dapat berbicara tanpa batas dan jarak waktu. Dari sinilah, semula dengan ditemukannya berbagai perangkat elektronik lainnya. Hingga akhirnya teknologi ini berintegrasi satu dengan lainnya. Teknologi komunikasi yang telah ada merupakan sebuah jawaban dari adanya perkembangan zaman. Hal ini terjadi karena semakin berkembang maju sebuah peradaban manusia maka teknologi pun akan terus mengalami perkembangan untuk menyelaraskan pola peradaban manusia itu sendiri.

 

B.     Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perkembangan iptek di indonesia. Sedangkan tujuan khususnya :

1.      Untuk mengetahui pengertian Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi

2.      Untuk mengetahui perkembangan Teknologi Komunikasi

3.      Untuk mengetahui perkembangan Teknologi Komunikasi dalam bidang pendidikan

4.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat dari pengaruh IPTEK dan mencari solusinya

 

C.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka penulis dapat menarik suatu permasalahan sebagai berikut :

1.      Apa pengertian Teknologi Komunikasi ?

2.      Apa tujuan utama perkembangan IPTEK ?

3.      Apa saja manfaat positif dari kemajuan IPTEK ?

4.      Apa kemajuan dan manfaat IPTEK ?

5.      Apa saja dampak negatif perkembangan teknologi infirmasi ?

6.      Bagaimanakan pengaruh positif dan negatif IPTEK ?


 

A.    PENGERTIAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Menurut Rogers, 1986. Teknologi merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi. Dapat pula dikatakan bahwa komunikasi adalah sebuah penemuan baru dalam aspek kehidupan dimana setiap individu dapat menggunakan, mengakses, dan memberikan segala hal informasi kepada orang lain secara universal. Sedangkan menurut Ely, 1982 yang dimaksud dengan Teknologi Informasi adalah mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua-arah, penyiaran bertenaga rendah.

B.     PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Saat ini, kebutuhan akan teknologi baik itu teknologi informasi maupun teknologi komunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah ke bawah dan golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat cepat adalah teknologi komuniksi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk toknologi dan kecanggihannya. Perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri sebenanya sejalan dengan kehidupan serta keberadaan dari manusia itu sendiri. Ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi.

Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) adalah :

·         Perolehan (aquistion) bahasa yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya manusia.

·         Pengembangan seni tulisan berdampingan dengan komunikasi yang berdasarkan pada bicara.

·         Reproduksi kata-kata tertulis dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.

·         Munculnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi, sampai dengan satelit.

Sedangkan menurut Alvin Toffler, terdapat tiga peradaban dalam perkembangan dari teknologi itu sendiri, yakni zaman pertanian, zaman industri dan zaman informasi.

Sebelumnya sekedar menengok kembali bahwa sebenarnya teknologi komunikasi itu sendiri telah muncul semenjak Zaman Pra-sejarah. Dimana pada waktu itu orang sudah mampu menggunakan bentuk komunikasi. Akan tetapi bentuknya masih sangat sederhana. Misalnya entuk-bentuk sebatas gerakan alat tubuh, gambar-gambar sebagai bahasa, bunyi-bunyian dari tulang dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian, hal tersebut telah dianggap sebagai sebuh bentuk komunikasi yang sesuai pada saat itu. Perkembangan selanjutnya telah sedikit mengalami kemajuan yang selangkh lebih baik lagi, misalnya bentuk komunikasi dalam huruf pictograf, Hieroglif oleh bangsa mesir kuno. Pada masa itu kedua jenis huruf ini juga sering digunakan ketika raja memberikan peraturan semacam tata tertib bagi masyarakatnya yang dipasang di tengah-tengah kota dimana bentuknya seperti bangunan tugu, yang dikenal sebagai Undang-Undang berbentuk tugu peringatan.

 Kemajuan dari teknologi komunikasi dirasakan lebih baik lagi setelah ditemukannya kertas oleh bangsa Cina yang terbuat dari serat daun papyrus. Perkembangan ini bahkan sampai sekarang ini masih digunakan dan sangat dirasakan manfaatnya bagi umat manusia. Misalnya kertas digunakan dalam mencetak koran atau surat kabat, majalah, buku, dan lain sebagainya. Selanjutnya semakin berkembangnya pengetahuan manusia, maka teknologi komunikasi semakin menjadi lebih baik. Berawal dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt yang merupakan terbukanya masa revolusi industri, menimbulkan berbagai dampak yang memicu munculnya teknologi-teknologi. Satu langkah yang merupakan sungguh luar biasa, dimana penemuan satu hal menyebabkan munculnya berbagai hal lain.

 Penemuan telepon yang ditemukan pada tahun 1876, merupakan perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan penerapan konsep analog. Hal tersebut berlangsung sampai sekitar tahun 1960-an. Dan setelah itu baru mengarah pada konsep digital. Kemudian perkembangan selanjutnya yakni ditemukannya vaksimile yang merupakan pemanfaatan komunikadi dengan memberikan data yang mampu dilewatkan melalui media telepon. Demikian halnya dengan perkembangan komputer. Komputer pertama yang diperkenalkan adalah ENIAC II. Digunakan pada tahun 1946, setelah perang dunia II. Komputer ini merupakan sebuah rangkain elektronika lampung tabung yang mempunyai berat sebesar 20 ton. Dengan adanya komputer inilah awal dari teknologi komunikasi dalam konteks digital kemudian berkembang dengan pesat. Era digital itu sendiri terjadi setelah satelit ditemukan dan di aktifkan. Berbagai macam penemuan yang telah ada sedikit banyak mengubah corak kehidupan dari masyarakat itu sendiri.

 

C.    TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Dari sekian banyak penemuan-penemuan baru yang ternyata sangat memberikan dampak luas bagi sebuah peradaan umat manusia di dalam berbagai cakupan bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Perkembangan teknologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, menurut Rosenberg (2001), dengan perkembangannya ini ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu :

1.      Dari pelatihan ke penampilan

2.      Dari ruang kelas ke tempat dimana dan kapan saja

3.      Dari kertas ke “online” atau saluran

4.      Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja

5.      Dari waktu siklus ke waktu nyata

Mengenai asumsi di atas bahwa pergeseran proses pembelajaran yang mengalami perubahan dari kertas “online” ini untuk saat ini telah dapat dirasakan maupun dilihat keberadaannya ketika sebuah istansi pendidikan menerapkan sistem komputerisasi. Banyak hal serta manfaat dari keberadaannya itu. Semisal ketika segala kegiatan yang berbasis pendidikan dapat diakses secara mudah lewat sebuah jaringan komputer ataupun jaringan internet yang tentunya hal tersebut berkat adanya satelit yang dioperasikan, maka siswa, guru, dosen ataupun seluruh warga dalam lingkup pendidikan tersebut mampu memperoleh segala informasi yang ingin di dapatkan. Misalnya yang paling mutakkir adalah berkembangnya “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Istilah lain yang populer saat ini adalah e-learning yaitu sebuah modal pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi (internet). Menurut Rosenberg(2001); 28, e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dengan landasan berdasarkan tiga kriteria yaitu :

Ø  E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, distribusi dan membagi materi atau informasi

Ø  Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar

Ø  Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional

Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti : CBT (Computer Baset Training), CBI (Computer Baset Introduction), distance learning, distnte education.

 

D.    DAMPAK YANG DITIMBULKAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Di dalam sebuah perkembangan dari adanya teknologi (dalam hal ini teknologi komunikasi) tentunya banyak yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi . satu hal dari adanya teknologi komunikasi adalah mengenai dampak yang ditimbulkan. Ketika di sini membahas mengenai teknologi komunikasi dalam bidang pendidikan, maka akan di paparkan mengenai dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun negatif.

Uraiannya adalah sebagai berikut :

·         Dampak Positif

a.       Pembelajaran jarak jauh dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemkan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet.

b.      Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan menjadikan guru bukanlah satu-satunya ilmu pengetahuan.

c.       Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

d.      Kita akan lebih ceoat mendapatkan infirmasiinformasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.

e.       Teknologi menawarkan media audio fisual yang interaktif pada proses pembelajaran.

·         Dampak Negatif

a.       Penyalahgunaan teknologi yang lainnya adalah penetahuan untuk melakukan tinfak kriminal dan tidak di benarkan.

b.      Menurunnya motifasi dan prestasi belajar serta berkurangnya jumlah jam belajar para remaja rela membolos saat jam sekolah demi bermain game di warnet-warnet kesayangannya.

c.       Kemerosotan moral dikalangan masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar.

·         Solusi

a.       Pendampingan pendidikan teknologi dengan bimbingan moral yang seimbang, sehingga siswa mampu memilih penggunaan teknologi yang bermanfaat.

b.      Memberikan pengawasan dari orang tua, sekolah dan pemerintah secara umum, dengan pembatasan akses situs-situs yang tidak baik atau pemberian sanksi yang tegas.

c.       Mendorong motifasi anak didik ke arah pengembangan IPTEK dengan selalu menempatkan pendekatan nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya.

d.      Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran yang kuat dan iptek, serta hubungan yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas iptek dalam bidang masing-masing.

e.       Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari kehidupan manusia.

 


 

KESIMPULAN

Teknologi komunikasi adalah sebuah penemuan baru dalam aspek kehidupan dimana setiap individu dapat menggunakan, mengakses dan memberikan segala hal informasi kepda orang lain secara universal, sedangkan teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua-arah, penyiaran bertenaga rendah, komputer dan televisi.

Perkembangan teknologi itu kemudian berimbas pada dunia pendidikan yaitu mempermudah dunia pendidikan dimana kini telah ada e-learning.

SARAN

Dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan agar solusi-solusi yang diterapkan bisa dilaksanakan agar pada nantinya dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Sehingga IPTEK akan menjadi sangat bermanfaat bagi kita semua tanpa harus mengorbankan salah satu pihak.

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

·         Rahayu Kususma Pratiwi.blogspot.com/2013/01/perkembangan iptek dalam pendidikan.html

·         Darshenie.blogspot.com/2012/11/dampak perkembangan iptek di indonesia.html

·         Http://anandacollectionupdate2015.blogspot.com

 

 

KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN INDONESIA


KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN INDONESIA

 

A.    Latar Belakang

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa.

Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.

Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global kemiskinan Negara-negara di dunia ketiga, yaitu Negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.


 

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa definisi dari kemiskinan?

2.      Apa indikator terjadinya kemiskinan?

3.      Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?

4.      Bagaimanakah tingkat perkembangan kemiskinan di Indonesia?

5.      Apa tantangan dalam menghadapi kemiskinan di Indonesia?

6.      Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?

 


 

 

A.        Definisi

Menurut Friedman (1979), kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliputi aset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta informasi yang berguna.

Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.

Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi.

Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.

Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan, terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari jumlah penduduknya tergolong miskin.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Beberapa kelompok atau ahli telah mencoba merumuskan mengenai konsep kebutuhan dasar. Konsep kebutuhan dasar yang dicakup adalah komponen kebutuhan dasar dan karakteristik kebutuhan dasar serta hubungan keduanya dengan garis kemiskinan. Rumusan komponen kebutuhan dasar menurut beberapa ahli adalah :

1.      Menurut United Nations  (1961), sebagaimana dikutip oleh HendraEsmara (1986: 289), komponen kebutuhan dasar terdiri atas:kesehatan, bahan makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja dankondisi pekerjaan, perumahan, sandang, rekreasi, jaminan sosial, dankebebasan manusia.

2.      Menurut UNSRID (1966), sebagaimana dikutip oleh Hendra Esmara(1986: 289), komponen kebutuhan dasar terdiri atas: (i) kebutuhanfisik primer yang mencakup kebutuhan gizi, perumahan, dankesehatan; (ii) kebutuhan kultural yang mencakup pendidikan, rekreasidan ketenangan hidup; dan (iii) kebutuhan atas kelebihan pendapatan.

3.      Menurut Ganguli dan Gupta (1976), sebagaimana dikutip oleh HendraEsmara (1986: 289), komponen kebutuhan dasar terdiri atas: gizi,perumahan, pelayanan kesehatan pengobatan, pendidikan, dansandang. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008

4.      Menurut Green (1978), sebagaimana dikutip oleh Thee Kian Wie (1981:31), komponen kebutuhan dasar terdiri atas: (i) personal consumption items yang mencakup pangan, sandang, dan pemukiman; (ii) basic  public services yang mencakup fasilitas kesehatan, pendidikan, saluranair minum, pengangkutan, dan kebudayaan.

5.      Menurut Hendra Esmara (1986: 320-321), komponen kebutuhan dasarprimer untuk bangsa Indonesia mencakup pangan, sandang,perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

6.      Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), komponen kebutuhan dasar terdiridari pangan dan bukan pangan yang disusun menurut daerahperkotaan dan perdesaan berdasarkan hasil Survei Sosial EkonomiNasional (SUSENAS)

 

B.         Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:

1.      Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).

2.      Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3.      Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

4.      Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5.      Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6.      Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7.      Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8.      Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9.      Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

 

C.        Penyebab Kemiskinan

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:

1.      Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.

Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:

a.       Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

b.      Politik ekonomi yang tidak sehat.

c.       Faktor-faktor luar neger, diantaranya:

1)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan

2)      Beban hutang

3)      Kurangnya bantuan luar negeri, dan

4)      Perang

2.      Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.

Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal

3.      Biaya kehidupan yang tinggi.

Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.

4.      Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

D.        Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross Domestic Product (GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan sosial (http://bisniskeuangan.kompas.com: 2011).

Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di Indonesia.

Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011 (http://dikti.go.id: 2011). Di tahun yang sama, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut berada di daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.

Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan dan jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.

 

E.         Tantangan Kemiskinan di Indonesia

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.

Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).

Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.


 

F.         Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.

Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan. Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;

a.       penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.

b.      pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal

c.       redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

3. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain:

a.       pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu

b.      jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka

Ø  Santoso Slamet, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Unsoed : Purwokerto.

Ø  Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press







Description: https://www.gstatic.com/images/branding/product/1x/translate_24dp.pngDescription: https://www.gstatic.com/images/branding/product/1x/translate_24dp.png